Rabu, 20 Januari 2016

Senin, 18 Januari 2016

Minggu, 17 Januari 2016

Selasa, 12 Januari 2016

Minggu, 10 Januari 2016

PENTINGNYA PEMBELAJARAN PENJASKES PADA ANAK USIA SD

BAB I
PENDAHULUAN

Telah kita ketahui bersama bahwa anak-anak pada umumnya memiliki kecenderungan ingin selu bergerak. Bergerak bagi anak-anak merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam hidupnya.
Berbagai bentuk dan corak gerakan yang diperoleh anak-anak, merupakan dasar di dalam memasuki tahap-tahap perkembangannya, baik perkembangan yang berhubungan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan gerak itu sendiri. Oleh karena itu kepada anak-anak hendaknya diberikan kesempatan yang cukup untuk mencoba melakukan berbagai bentuk gerakan, agar mereka memperoleh berbagai pengalaman.
Keberhasilan anak-anak di dalam belajar keterampilan gerak, ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pada diri anak. Salah satu usaha untuk mewujudkan keberhasilan anak di dalam belajar keterampilan gerak, adalah melalui program pengajaran jasmani di sekolah.
Program pengajaran jasmani yang diselenggarakan di Sekolah Dasar (SD) melalui berbagai bentuk gerakan, memberikan sumbangan yang sangat besar dan bermakna bagi anak-anak SD terhadap pengembangan kemampuan pengetahuan, nilai dan sikapnya. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa program pengajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di SD, dapat dijadikan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, khususnya di SD.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka pendidikan jasmani memiliki nilai yang penting bagi siswa usia SD yang akan dibahas dalam makalah ini.






BAB II
PEMBAHASAN

1.                  Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2.                  Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalha memacu kepda pertumbuhan dan perkembangan jsamani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat.
a.       memacu pekembangan dan aktivitas sistem: peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan persyarafan.
b.      Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi dan berat badan.
c.       Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa.
d.      Meningkatkan keterampilan melakukan aktivitas jasmani dan memiliki sikap yang positif terhadap pentingnya melakuakan aktivitas jasmani.
e.       Meningkatkan kesegaran jasmani.
f.       Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani.
g.      Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani.


3.                  Ruang Lingkup Pengajaran Pendidikan Jasmani
Ruang lingkup program pengajaran pendidikan jasamani yang diajarkan di sekolah dasar, mulai dari kelas I sampai kelas VI ditekankan pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di sekoalh dasar meliputi atas:
a.                   kegiatan pokok yang terdiri atas:
1)            pengembangan kemampuan jasmani (PKJ)
2)            atletik
3)            senam
4)            permainan
b.                  kegiatan pilihan
yang dimaksud kegiatan pilihan di sini, adlaah suatu bentuk kegiatan jasmani yang ditujukan untuk meningkatkan prestasi optimal murid-murid sekolah dasar (SD) sesuai dengan bakat dan kegemarannya. Jadi di siiiini sudah menjurus kepada kegiatan olah raga. Jenis kegiatan olahraga pilihan ii mulai diberikan pada murid-murid SD kelas II sampai kelas VI, yang terdiri atas:
1)            pencak silat
2)            renang
3)            bulu tangkis
4)            sepak takraw
5)            tenis meja
6)            permainan tradisional.
4.                  Ruang Lingkup Pengajaran Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, sangat besar peranannya terhadap pembentukan dan perkembangan manusia. Untuk melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah, baik berupa alat-alat yang nyata di dalam melakukan suatu bentuk gerakan seperti tongkat, simpai, gada, peti lompat, bola kasti,, dan sebagainya, maupun alat pendidikan yang berupa pembentukan kebiasaan, pemberian hadiah dan hukuman, pemberian motivasi, pemberian teguran, penugasan, dan sebagainya, kesemuanya merupakan suatu tindakan di dalam pendidikan. Misalnya sebagai salah satu contoh, setiap bangun tidur anak-anak disuruh membereskan tempat tidurnya, makdi memakai sabun, membersihkan gigi dengan sikat gigi dan memakai odol, berpakaian rapi bila berangkat ke sekolah, dan sebagainya. Tindakan-tindakan yang diberikan kepada anak tersebut, bertujuan untuk menanamkan kebiasaan agar hidup teratur dan membiasakan hidup sehat. Selain tindakan, situasi dan sikap pun dapat dijadikan alat dalm pendidikan, misalnya seperti pergaulan, upacara peringatan, darmawisata, berkemah, perlombaan, latihan, dan sebagainya, memperlihatkan kasih sayang, memperlihatkan dengan sungguuh-sungguh, mau mendengarkan, kesediaan dalam memberi bantuan atau pertolongan, memperlihatkan keramah tamahan, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peranan pendidikan jasmani sebagai salah satu alat tercapainya tujuan pendidikan, antara lain membantu dalam:
a.                   Pembentukan Tubuh
Peranan pendidikan jasmani terhadap pembentukan tubuh, dapat dilihat dengan bertambahnya otot-otot menjadi lebih besar dan kuat, badan tumbuh menjadi lebih besar dan lebih tinggi, hingga dapat harmonis. Dengan melakukan pendidikan jasmani yang teratur serta dibimbing dan diarahkan, maka organ-organ tubuh pun akan bekerja sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Dengan demikian anak-anak akan memiliki nilai dab sikap yang positif terhadap pentingnya pendidikan jasmani di dalam kehidupannya. Dengan memiliki dasar tubuh yang kuat, anak-anak akan lebih meningkat lagi keterampilan geraknya. Selain dari itu peranan pendidikan jasmani sangat besar sumbangannya terhadap anak dalam:
1)      memenuhi keinginan untuk bergerak dan mempertahankan gerakan.
2)      Mengembangkan perasaan terhadap gerak dan irama, serta penghayatan terhadap ruang, waktu dan bentuk.
3)      Menganalisis kemungkinan-kemungkinan gerak untuk dirinya sendiri.
4)      Memiliki keyakinan terhadap gerakan yang dilakukan serta perasaan terhadap sikapnya.
5)      Mengembangkan kemampuan gerak dan penyempurnaan gerak melalui latihan-latihan yang teratur, sesuai dengan kemampuannya.
b.                  Pembentukan Prestasi
Untuk mencapai suatu prestasi yang diinginkan di dalam pelajaran pendidikan jasmani diperlukan adanya kekuatan, kecepatan, kelentukan, keuletan, kedisiplinan, kepercayaan terhadap diri sendiri, pemahaman dan penugasan terhadap prosedur gerakan yang akan dilakukan, serta konsep cara untuk melakukan gerakannya. Hal ini merupakan dasar yang mengacu kepada tercapainya suatu peningkatan prestasi yang optimal. Dalam arti bukan saja pencapaian prestasi optimal untuk keterampilan gerak dalam bidang pengajaran pendidikan jasmani, tetapi juga berlaku untuk peningkatan prestasi belajar, bekerja atau melakukan kegiatan yang lainnya, dan sebagainya yang sesuai dengan pa yang diharapkan dari tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka keampuhan pendidikan jasmani di dalam melaksanakan peranannya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, antara lain:
1)            membentuk dan mengembangkan anak kepada suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani.
2)            Mengarahkan, membimbing dan mengembangkan diri anak terhadap pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan kedisiplinan, pemusatan pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri, tanggung jawab dan peningkatan kemampuan diri.
3)            Belajar untuk mengendalikan terhadap luapan perasaan yang berkembang dalam waktu yang singkat atau keadaab dan reaksi psikologis dan fisiologis (emosi).
4)            Menanamkan pada anak untuk dapat mengenal kemampuan sendiri dan keterbatasab terhadap dirinya.
5)            Menanamkan untuk belajar meningkatkan sikap dan tindakan yang tepat terhadap nilai-nilai prestasi yang diraihnya di dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat maupun di dalam kegiatan pendidikan jasmani dan olah raga.
Dengan ditanamkannya pembentukan prestasi kepada anak-anak, maka diharapkan di kemudian hari anak-anak akan dapat mengembangkannya, serta dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapinya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi kelompoknya di lingkungannya.
c.                   Pembentuk Sosial
Manusia di dalam hidupnya, selalu terikat oleh norma-norma kehidupan bersama dan tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan bersama. Di dalam kehidupan bersama, anak-anak akan tumbuh berkembang serta akan menemukan pribadinya masing-masing. Ia akan menyadari mengenai keadaan dirinya, bahwa ia berada di tengah-tengah manusia yang lainnya. Keadaan masa-masa berada di sekolah anak-anak akan dapat merasakan terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai pengalaman, hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka tentu akan mengubah sifat-sifat dan perhatiannya dari keadaan lingkungan keluarga kepada keadaan lingkungan di sekolahnya. Hal ini akan terlihat adanya perubahandari sifat ketergantungan menjadi sifat kemampuan untuk dapat berdiri sendiri. Dengan demikian mereka sudah terlihat mempunyai suatu perkembangan kepribadian sosial dan menyadari akan hidupnya, walaupun belum secara mendalam. Dengan melalui pendidikan jasmani kepada anak-anak akan dapat diberikan bimbingan terhadap pergaulan hidup, yang sesuai dengan norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan unsur-unsur sosial, hingga akan membantu kehidupan anak yang lebih aktif.
Peranan pendidikan jasmani di dalam usahanya terhadap pembentukan sosial anak-anak. Antara lain:
1)      menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.
2)      Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok, agar dapat bekerja sama, dapat menerima pimpinan dan memberikan pimpinan.
3)      Membina dan memupuk ke arah perkembangan terhadap perasaan sosial, pengakuan terhadap orang lain.
4)      Menanamkan dan memupuk untuk selalu belajar bertanggung jawab, dan mau memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan perlindungan dan mau berkorban.
5)      Menanamkan kebiasaan untuk selalu mau belajr secara aktif di dalam sesuatu bentuk kegiatan, baik dalam belajar, bekerja maupun dalm mengisi waktu-waktu luang.
d.                  Keseimbangan Mental
Kehidupan di zaman modern seperti sekarang ini, banyak tuntutan yang serba kompleks hingga akan menimbulkan ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik batin yang serba tidak menentu. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, antara lain dapat di lakukan degan jalan mempunyai keyakinan dan percaya pada diri sendiri di dalam menentukan langkah-langkah kehidupan. Dengan demikian maka kita tidak akan tergoyahkan oleh hal-hal yang dapat menggoncangkan keseimbangan mental. Selain dari itu untuk menjaga keseimbangan mental dapat diusahakan dengan mengadakan penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan, dan dengan mengadakan latihan-latihan di dalam lingkungan pendidikan secara terarah.
Salah satu usaha untuk menciptakan suatu linkungan mental yang sehat dapat dilakukan melalui pendidikan jasmani yang pembinaannya dimulai sejak Sekolah Dasar. Salah satu peranan pendidikan jasmani di sekolah adalah belajar mengendalikan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis yang sering juga dikatakan dengan pembinaan kestabilan emosi. Program kegiatan pendidikan jasmani yang baik dan terarah, dapat dijadikan sebagai sarana di dalam pemupukan kestabilan emosi dan keseinbangan mental. Hal ini disebabkan guru-guru pendidikan jasmani pada umumnya sangat erat berhubungan dengan anak-anak, dalam suasana pergaulan yang akrap baik di lapangan permainan, atletik, bangsal senam, kolam renang maupun di tempat-tempat latihan yang lainnya. Dalam hal ini tentu guru-guru pendidikan jasmani akan lebih mudah untuk mengamati tingkah laku anak-anaknya secara wajar. Di dalam suasana bebas penuh keakraban tetapi terpimpin, maka anak-anak akan segera dapat terlihat segala kekurangan dan kelemahan dari masing-masing anak terseburt. Dengan demikian akan lebih memudahkan bagi guru pendidikan jasmani untuk mengadakan bimbingan dan pengarahan kepada anak-anak, di dalam usaha memupuk kepribadiannya secara lebih efektif dan efisien.
Melalui bidang pengajaran pendidikan jasmani, maka pemupukan terhadap kestabilan emosi anak akan di perileh secara lebih efektif. Anak-anak akan memperoleh pengalaman secara langsung dalam dunia kenyataan, karena mereka terjun turut berkecimpungdi lapangan dalam suasana yang penuh rangsangan terhadap timbulnya emosi yang harus dapat di kendalikan. Di sini anak-anak telah memperoleh bekal yang cukup kuat, yaitu agar mereka dapat berpikir secara lebih jernih dan terarah, menyesuaikan diri terhadap situasi, selalu mau belajar, dan mau menerima keadaan yang seharusnya. Dengan demikian anak-anak akan menjadi manusia dewasa yang memperoleh tempaan terhadap keyakinan dalam rangka pemantapan diri, sehingga tidak akan mudah tergoyahkan atau terpancing oleh rangsangan-rangsangan yang dapat mempengaruhi kestabilan emosinya, atau dengan kata lain anak-anak telah miliki keseimbangan mental yang cukup kuat.

e.                   Kecepatan Proses Berpikir
Di dalam pengajaran pendidikan jasmani, setiap anak di tuntut supaya memiliki daya sensitivitas yang tinggi ter hadap situasi yang di hadapinya. Anak-anak harus memiliki daya pengelihatan dan kecepatan di dalam proses berpikirnya, serta harus dapat dengan segera mengambil suatu keputusan yang di lakukan dengan cepat dan tepat, yaitu agar segera dapat bertindak di dalam melakukan kegiatannya sehingga tidak ter tinggal oleh lawan-lawan bermainnya. Misalnya saja sebagai contoh di dalam permainan bulu tangkis. Seorang pemain melakukan pukulan yang keras dan menukik ( smash ) diarahkan kelapangan lawan, kalau dilihat dari proses pukulannya saja sangat sederhana sekali, yaitu melomcat, mengayunkan raket, dan memukul bola keras yang di arahkan ke lapangan lawan. Hal semacam ini adalah hanya masalah teknik saja, tetapi jika di hubungkan dengan keberhasilan dari tindakannya melakukan pukulan tersebut, maka bukanlah hanya teknik saja yang menentukan keberhasilannya tetepi juga pelakunya yaitu manusia secara keseluruhan. Karena di dalam melakukan pukulan tadi, selain teknik pukulan, juga melibatkan daya kecepatan, penglihatan, proses berpikir dalam mengambil keputusan ke mana bola harus di pukul dengan cepat dan tepat, serta fungsi kejiwaannya pun turut memegang peranan. Dengan demikian dapatlah di katakan bahwa di dalam melakukan pukulan tersebut, bukan hanya jasmanisaja yang bekerja tetapi manusia secara keseluruhan termasuk kecepatan proses berpikirnya. Akan tetapi bagi anak-anak yang beru belajar memukul, mungkin masih terikat oleh penguasaan tekniknya saja di mana kegiatannya hanya jasmani saja. Namun debgan banyaknya latihan, maka lama-kelamaan akan merasakan bahwa hanya dengan mengandalkan teknik saja tiada akan cukup menjamin keberhasilannya dalam memukul tersebut. Oleh karena itu, dengan melalui pengajaran pendidikan jasmani anak-anak dilatih untuk dapat bertindak dengan cepat dan tepat, serta akan dapat ditingkatkan dalam kecepatan proses berpikirnya.

f.                   Kepribadian Anak
Pelajaran pendidikan jasmani, hendaknya dapat dimanfaatkan oleh anak-anak sebaik-baiknya dengan dibimbing dan dikembangkan, serta diarahkan kepada hal-hal yang positif agar bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Nilai-nilai dari pelajaran pendidikan jasmani harus mereka miliki di dalam kehidupanya sehari-hari, sebagai sarana untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalan upuya mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan kedisiplinan , nilai dan sikap positif, serta membiasakan hidup sehat. Dalam hal ini anak-anak harus memiliki kepribadian yang tinggi, sebagai suatu modal dan kemudi dalam usaha untuk mengadakan penyesuaian yang cepat dan tepat.
Program pengajaran pendidikan jasmani yang di terapkan di sekolah-sekolah, termasuk SD dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk membentuk dan mengembangkan sifat-sifat kepribadian pada anak-anak secara positif. Selain dari pembentukan tubuh, prestasi, sosial, mental, kecepatan proses berpikir, dan kepribeian eperti yang telah di kemukakan, juga peranan pendidikan jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap :
1)      Pembinaan dan peningkatan kesegaran jasmani serta ketrampilan.
2)      Pengembangan bekat dan minat anak dalam aktivitas jasmani, hingga akan dapat memberikan sumbsngannya dalam usaha pencarian bibit-bibit olahragawan yang berbakat dalam rangka meningkatkan prestasi nasional dalam bidang olahraga.
3)      Membentuk sikap dan jiwa sportivitas, serta tingkah laku yang sesuai dengan kepribadian bsngsa.
4)      Membangkitkan kecintaan terhadap almamater, menggalang persatuan dan kesatuan, serta mendinamisasikan kehidupan sekolah.
5)      Mengenbangkan kebiasaan untuk bergerak dan kebiasaan untuk hidup sehat.
6)      Membantu dalam menyesuaikan, menginterprestasikan, dan memperkembangkan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap individu secara optimal, dengan melalui pelajaran dan partisipasi dalam latihan-latihan yang terbimbing dan terarah, serta yang di pilih sesuai dengan norma-norma sosial dan kesehatan.
 

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan amnesia, karena pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai dasar bagi manusia untuk belajar, baik untuk belajar mengenal alam sekitar dalam usaha memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan, nilai dan sikap, maupun untuk belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk individu dan makhluk social dalam usaha penyesuaian dan pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar dapat terorganisasikan dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pertumbuhan dan perkembangan murid-murid di SD, baik pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rihani yang harmonis, maupun dalam rangka menyiapkan murid-murid secara fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras yang sangat berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian, yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya.
Wujud dari pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar berpangkal pada gerak murid, yang menampakkan dirinya ke luar terutama dalam bentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Namun bukanlah semata-mata hanya berfungsi untuk merangsang dan mengembangkan organ-organ tubuh serta fungsinya saja, melainkan juga demi pembentukan dan pengembangan kepribadian yang utuh dan harmonis di dalam kehidupannya, yaitu dalam rangka membentuk manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan yang secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Oleh sebab itu apabila program pendidikan jasmani yang diterapkan di SD dapat dilaksanakan secara wajar, maka akan dapat merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan murid dan akan sangat berarti, serta bermanfaat dalam pendidikan.

 

 DAFTAR PUSTAKA


Cholik M, Tono, al.1996.Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta:Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Syarifuddin, Alip.1991.Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA SD
Oleh: Sitti Rahmah Syarifuddin


Pendahuluan
            Di kalangan para pendidik sudah ada kesepahaman bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja dalam pendidikan sehari-hari tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

            Mencermati praktek pendidikan anak-anak, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak-anak usia dini, yakni: (1) Materi pendidikan, dan (2) Metode pendidikan yang digunakan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi maupun metode pendidikan yang digunakan dalam rangka pendidikan anak harus benar-benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka. Memperhatikan tingkat perkembangan berarti pula mempertimbangkan tugas perkembangan mereka, karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas perkembangan tertentu.
            Masa usia sekolah dasar terkadang dikatakan sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga kira-kira usia 11 atau 12 tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulailah sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Para pendidik mengenal masa ini sebagai masa sekolah. Oleh karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal.
            Seorang pendidik harus betul-betul memahami karakteristik dan mengetahui fase perkembangan pada siswa sekolah dasar, sebagaimana yang akan diuraikan dalam makalah ini,dengan beberapa permasalahan pokok yaitu :
A.    Bagaimana karakteristik siswa sekolah dasar ?
B.     Bagaimana perkembangan siswa sekolah dasar ?

Pembahasan
       A. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
            Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Dengan demikian, penentuan tujuan belajar itu sebenarnya harus dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik siswa itu sendiri. Kalau demikian, apakah lebih tepat bilamana siswa sendiri yang menetapkan tujuan belajarnya, sehingga proses belajar mengajar akan berjalan secara tidak langsung siswa/anak didik itu sudah menentukan tujuan belajarnya, terbukti dengan pemilihan spesialisasi masing-masing walaupun hal ini tidak dapat diartikan secara mutlak.[1]
            Mengenai karakteristik siswa ini ada 3 hal yang perlu diperhatikan :
1)       Karakteristik atau keadaan yang berkenaan kemampuan awal, seperti kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor dan lain-lain.
2)       Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial (sociokultural).
3)       Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.[2]
Dalam konteks ilmiah pendidikan formal yang berlangsung di sekolah sering ditemukan berbagai macam karakter siswa seperti sifat rajin, cerdas, malas, berani, penakut, pemarah, nakal, cerewet, pemalu, egois, pendiam, pengganggu dan sulit bekerjasama.
Karakter malas, penakut, pemarah, nakal, cerewet, pemalu, egois, pendiam, pengganggu dan sulit bekerjasama merupakan watak yang dimiliki oleh sebagian siswa. Karakter tersebut dikhawatirkan akan menghambat proses belajar mengajar dalam interaksi antara guru dan siswa, serta antara siswa dengan siswa lainnya.
1.      Faktor Intelektual, Masa Keserasian Sekolah
Setelah melewati proses sosialisasi telah berlangsung dengan lebih efektif sehingga menjadi matang masuk Sekolah Dasar. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk Sekolah dasar sebenarnya sukar untuk dikatakan, karena kematangan itu tidak ditentukan oleh umur semata-mata; namun pada umur antara 6 atau 7 tahun biasanya anak memang telah matang untuk masuk Sekolah Dasar.
Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Beberapa sifat khas yang pada masa ini antara lain :
1)       Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
2)       Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
3)       Ada kecenderungan memuji diri.
4)       Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.
5)       Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
6)       Pada masa ini anak menghendaki nilai-nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.[3]
2.      Faktor Kognitif
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang sepadan dengan knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.[4]
Adapun yang termasuk dalam aktivitas kognitif ini yaitu :
1)           Mengingat adalah suatu aktifitas kognitif, didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan. Ada 2 bentuk mengingat yaitu: mengenal kembali dan mengingat kembali.
2)           Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan siswa. Berpikir itu merupakan proses yang “dialektis” artinya selama siswa berpikir, pikiran siswa dalam keadaan tanya jawab, untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan siswa. Hasil berpikir itu dapat diwujudkan dengan bahasa.[5]
3.      Faktor Motorik
Perkembangan motorik inilah yang memungkinkan dapat melakukan segala sesuatu, yang terkandung dalam jiwanya dengan sewajarnya.
Dengan perkembangan motorik itu anak makin kaya dalam tingkah laku, sehingga memungkinkan anak memperkaya aktivitasnya, kreativitas belajar dan bekerja memungkinkan anak dapat melakukan perintah, memungkinkan anak melakukan kewajiban, tugas-tugas, bahkan keinginan-keinginannya sendiri.
Melalui perbendaharaan motorik atau perbuatannya itu, dengan mudah anak akan dapat menyampaikan isi jiwanya, sebagai pelengkap dari pernyataan jiwanya yang seharusnya dinyatakan dalam bentuk bahasa.
4.      Faktor Emosional
Anak yang semula hanya merasakan senang dan sedih, makin lama perasaan itu terdiferensiasi menjadi perasaan-perasaan menyesal, kasihan/iba, marah, jengkel, simpati, bersalah, wajib, dan sebagainya. Kesemuanya itu disebabkan oleh pengalaman yang makin lama makin meluas pula. Jadi makin luas pergaulan anak makin kayalah anak bervariasi dalam tingkah lakunya.
Hal tersebut sangat berguna untuk menerima pelajaran di sekolah, sehingga memudahkan anak menerima bahan pelajaran dari guru, memudahkan anak memahami bahan pengetahuan yang diberikan oleh gurunya.
B. Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
            Perkembangan selalu berarti pada diferensiasi. Artinya, setiap tahap dari seluruh perkembangan anak, berarti mulai adanya diferensiasi baru pada anak itu, baik jasmani maupun rohaninya.[6] Hal yang perlu diperhatikan pula ialah bahwa tiap suatu fase yang dialami oleh anak, merupakan masa peralihan atau masa persiapan bagi masa selanjutnya. Tiap fase antara anak yang satu dengan anak yang lain, tidak sama lamanya. Inilah sebabnya mengapa sering dikatakan bahwa tiap anak mempunyai irama perkembangannya sendiri-sendiri.
            Hal kedua yang perlu diketahui ialah bahwa perkembangan yang dialami oleh anak adalah perkembangan jasmani dan rohani. Oleh karena itu di dalam membantu perkembangan anak, orangtua dan guru diharapkan mampu menjaga proses pengembangan ini selalu dalam keseimbangan agar tidak terjadi kelainan pada anak.
            Sedangkan hal keempat yang perlu diketahui oleh para orangtua ialah dalam keluargalah anak itu berkembang. Oleh karenanya, keluarga menempati tempat terpenting bagi terbentuknya pribadi anak secara keseluruhan yang akan dibawa sepanjang hidupnya. Keluarga pemberi bentuk watak, pemberi dasar rasa keagamaan, penanaman sifat, kebiasaan, hobby, cita-cita dan sebagainya. Lembaga-lembaga lain di masyarakat adalah sekedar membantu. Sekolah dan perkumpulan anak-anak di masyarakat membantu melanjutkan, memperbanyak atau memperdalam apa yang diperoleh dari keluarga.[7]
            Selanjutnya, pembahasan mengenai ranah perkembangan siswa ini akan memaparkan beberapa tahapan yang tetap terkait dengan beberapa faktor pembentuk karakteristik siswa, antara lain:
1. Perkembangan intelektual
            Tahap ini disebut pula dengan tahap perkembangan kognitif, yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan / kecerdasan otak yang meliputi kecakapan untuk berpikir, mangamati atau mengerti, kecakapan untuk menganalisa hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan sebagainya.[8] Proses ini meliputi beberapa tahap yaitu:
    a. Tahap Sensorimotor
            Pada tahap ini seorang anak belajar bagaimana mengikuti dunia kebendaan secara praktis dan belajar menimbulkan efek tertentu tanpa memahami apa yang sedang ia perbuat kecuali hanya mencari cara untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan pengenalan awal melalui upaya belajar (memahami benda) tersebut selanjutnya diasimilasikan dan diakomodasikan dengan skema sensorimotornya untuk mencapai ekuilibrium dalam arti dapat memuaskan kebutuhannya.[9]
    b. Praoperasi
            Tahapan ini sejalan dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatan sehingga seorang anak mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya Melalui itu pula ia mampu menduga suatu hal dengan lebih baik meskipun pendugaan ini masih dalam bentuk yang sederhana, yakni melakukan generalisasi terhadap setiap obyek yang diresponnya.[10]
    c. Tahap Operasi Konkret
            Dalam tahap ini, seorang anak telah mampu mempelajari kaidah mengenai konservasi dan dapat menggunakan logika sederhana di dalam memecahkan berbagai permasalahan yang selalu muncul setiap kali ia berhadapan dengan benda nyata. Pada tahap ini pula seorang anak memperoleh tambahan kemampuan yang disebut system of operations (satuan langkah berpikir) yang berguna bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri sehingga ia mulai mampu melakukan klasifikasi terhadap obyek-obyek yang ia temukan.[11]
    d. Tahap Operasi Formal
            Dalam perkembangan ini, seorang anak telah memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni: 1) kapasitas menggunakan hipotesis, 2) kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Melalui kapasitas menggunakan hipotesis, ia akan mampu berpikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon. Selanjutnya, dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak, ia akan mampu mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak, seperti ilmu agama, matematika dan ilmu abstrak lainnya dengan luas dan lebih mendalam.[12]
2. Perkembangan Kognitif
            Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif sudah mulai berjalan sejak seseorang mulai mendayagunakan kapasitas motor dan sensornya.[13] Seperti halnya pada perkembangan intelektual, pada perkembangan kognitif juga meliputi tahapan-tahapan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya. Aktivitas pada perkembangan ini didasarkan atas pengalaman langsung melalui pancaindera yang berinteraksi lebih jauh dan mendalam sehingga seseorang mulai mampu melakukan kategorisasi terhadap pengalaman pancainderanya yang sejalan dengan perkembangan potensi psikologisnya.
            Beberapa perkembangan yang terkait dengan tahap ini adalah:[14]
a.       Perkembangan strategi belajar dalam memahami isi materi pelajaran.
b.      Perkembangan strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
Selain itu, aktivitas dalam tahap perkembangan juga ditumbuhkan melalui pembelajaran terhadap ketaatan untuk mematuhi berbagai peraturan yang ikut berpengaruh dalam membentuk sikap dan mental siswa didik sehingga ia dapat memahami pentingnya kedisiplinan.
3. Perkembangan Bahasa
            Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain, bahasa merupakan media yang sangat signifikan bagi proses perkembangan siswa didik. Sarana ini merupakan upaya untuk menyatakan pikiran, perasaan dan emosi seseorang yang juga mencakup pengungkapan dalam bentuk lambang atau simbol.
             Bagi anak usia sekolah dasar, perkembangan bahasa meliputi beberapa tahap, yaitu:[15]
a.       Tahap pemahaman, yaitu proses identifikasi dan mendefenisikan obyek yang ditemukan dengan kategorisasi-kategorisas sederhana dan mudah dipahami.
b.      Tahap perbendaharaan kata yang diupayakan melalaui penghafalan kata dan penguasaan tanda baca.
c.       Tahap membuat kalimat, yaitu dalam bentuk memberi perintah dan mengapresiasikan kemauan-kemauan serta menyatakan pendapat dan ide-ide.
d.      Ucapan, yaitu dengan melakukan percakapan atau dialog-dialog sederhana yang menginformasikan tentang lingkungan sekitarnya.
4. Perkembangan Fisik
            Proses ini menyangkut perubahan-perubahan anatomis secara progresif yang timbul dalam susunan jasmani dan fungsi-fungsi fisiologi yang juga berpengaruh terhadap proses perkembangan struktur dan perbaikan tingkah laku siswa didik. Dalam proses ini, setiap kemajuan dapat diketahui dengan mengadakan observasi terhadap perubahan-perubahan ukuran dan proporsi tubuh atau dengan memperhatikan siklus tingkat-tingkat pertumbuhan yang dicapai dan sejauhmana perubahan itu mempengaruhi pola tingkah lakunya.[16]
            Tahap perkembangan fisik bagi siswa sekolah dasar juga dapat diamati melalui kemampuannya atau kecakapannya dalam menguasai dan mendemonstrasikan alat-alat pendidikan. Dengan kata lain, perkembangan tersebut ditandai oleh kecepatan, kemahiran dan ketepatan yang mekain bertambah besar dalam memecahkan situasi-situasi intelektual yang ditawarkan kepadanya.
5. Perkembangan Emosi
            Perkembangan emosi pada anak didik sangat berperan dalam memberi warna atau mengubah kesenangan terhadap pengalaman-pengalaman sehari-hari dan juga memberi motivasi terhadap tindakan atau perbuatannya. Proses ini terkait erat dengan pertumbuhan usia yang akan memperlihatkan pengulangan respon emosional dengan berbagai ekspresi mental dan fisik.[17]
            Terlepas dari bentuk-bentuk emosi yang negatif, siswa didik pada sekolah dasar pada perkembangannya secara umum ditandai dengan minat dan rasa ingin tahu yang mendalam terhadap berbagai hal. Indikator yang menjadi tolak ukur perkembangan ini biasanya diapresiasikan dalam berbagai bentuk seperti:
a.       Belajar dengan coba-coba
b.      Belajar dengan cara meniru
c.       Belajar dengan cara mempersamakan diri
d.      Belajar melalui pengkondisian
e.       Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Meskipun pola perkembangan emosi ini relatif normal dan wajar, namun berbagai ekspresi emosi siswa didik banyak dipengaruhi oleh cara mendidik dan pola-pola pengajaran yang diterapkan. Oleh karenanya, rangsangan-rangsangan yang dapat membentuk emosi peserta didik lebih sering ditampilkan dalam bentuk kepolosan sikap yang cenderung agresif dalam menilai setiap kondisi atau situasi yang dihadapinya.
III. Penutup
            Deskripsi tentang karakteristik dan perkembangan siswa sekolah dasar bagaimanapun juga akan terkait dengan uraian tentang manusia sebagai peserta didik yang ditempatkan sebagai pribadi yang utuh dalam kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan pembentukan karakter. Berangkat dari itu, berbagai variabel yang melengkapi eksistensi individu akan sangat potensial dalam membentuk karakteristik dan memicu perkembangan individu itu sendiri.
            Pada sisi yang sama, sekolah dasar sebagai salah satu lingkungan pembentuk karakter siswa didik, berperan pula sebagai lingkungan yang merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa didik. Begitupula akan membawa perubahan-perubahan apa saja dalam pola sikap dan pikir, kematangan intelektual, mental, fisik serta emosi yang dimanfaatkan dalam pencapaian pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Dengan sendirinya, berbagai karakter dan pola perkembangan dalam proses pematangan potensi siswa didik bukanlah sesuatu yang bersifat alami jika dikaitkan dengan dorongan-dorongan potensi tertentu atau input-input internal maupun eksternal sebagai daya perubah bagi konstruk kualitas individu yang bersangkutan.


[1]Sunarto dan Agung Hartono, 1999: 5.
[2]Sardiman A.M., 1994: 118.
[3]Sumadi Suryabrata, 1993: 214-215.
[4]Muhibbin Syah, 1999: 21.
[5]Muhibbin Syah, op., cit: 30.
[6]Lihat, Agus Sujanto, 1996: 65.
[7]Ibid: 65-66.
[8]Sunarto, op. cit: 99.
[9]Muhibbin Syah, op., cit: 26-27.
[10]Ibid: 27-29.
[11]Ibid: 29-32.
[12]Ibid: 32-34.
[13]Ibid: 22.
[14]Ibid: 49.
[15]Lihat, Sunarto, op. cit: 136-142. lihat pula, Agus Sujanto, op. cit: 92-93.
[16]Lihat, Whitherington, 1999: 154, 160.
[17]Sunarto, op. cit: 148.
A.   Karakteristik Anak Usia SD (Sumantri dan Nana Syaodih (2006)

1.      Senang Bermain
Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
2.      Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3.      Senangnya Bekerja dalam Kelompok
Melalui pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak dapat belajar aspek-aspek penting dalam proses sosialisasi seperti : belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,belajar setia kawan,belajar tidak tergantung pada orang dewasa di sekelilingnya,mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya,belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing secara sehat bersama teman-temannya, belajar bagaimana bekerja dalam kelompok,belajar keadilan dan demokrasi melalui kelompok. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4.      Senang Merasakan atau Melakukan Sesuatu Secara Langsung
Berdasarkan teori tentang psikologi perkembangan yang terkait dengan perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasi konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, anak belajar menghubungkan antara konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Pada masa ini anak belajar untuk membentuk konsep-konsep tentang angka ,ruang,waktu, fungsi badan,peran jenis kelamin,moral. Pembelajaran di SD cepat dipahami anak, apabila anak dilibatkan langsung melakukan atau praktik apa yang diajarkan gurunya. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup.

B.   Ciri Khas Anak Usia SD
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah (6/7 – 9/10 tahun) :
1.      Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2.      Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3.      Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4.      Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5.      Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6.      Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
7.      Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak.
8.      Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain dengan bekerja
9.      Kemampuan mengingat (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1.      Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2.      Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3.      Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4.      Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5.      Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6.      Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
C.     TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SD DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PENDIDIKAN
Setiap individu mempunyai tugas-tugas perkembangan untuk memenuhinya. Demikian anak usia SD memerlukan kemampuan untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya.
Perincian tugas-tugas perkembangan anak SD menurut Havigusrt (1961) dan implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Pembelajaran keterampilan fisik motorik yang diperlukan untuk permainan sehari-hari
Dilihat dari perkembangan dan fisik motorik, anak SD dituntut untuk menguasi keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan  aktivitas fisik motorik.
Nabi Muhammad saw bersabda: ” ajarilah putra-putrimu berenang  memanjat” (HR At­-Tahatwi). Dalam hadis lain beliau juga bersabda ” mengajari anak-anakmu berenang dan memanah adalah kewajiban,” beliau lalu berkata” ajari anakmu memanah  latihlah berkuda sampai mereka lancar” (HR. Bukhari).
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk melatih keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar,  motorik halus sehingga anak dapat meloncat, memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga dapat bermain musik, menari bahkan dapat membuat kerajinan tangan. Perkembangan dan fisik motorik anak SD dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan, bahkan guru dituntut untuk menciptkaan budaya lingkung dan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik dengan cara mencoba membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas-tugas perkembangan ini.

Perkembangan fisik motorik ini ditandai hal-hal sebagai berikut:
·         Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi gemuk.
·         Gigi susu berganti gigi tetap.
·         Penuh energi, suka bergerak  aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah
·         Masih senang berlari
Sementara itu, implikasi pada pekembangan ini adalah sebagai berikut :
·         Perlu makanan yang bergizi, cukup banyak istirahat, dan aktivitas  ramai berselang seling dengan activitas tenang.
·         Perlu melatih fisik anak, melalui permainan sepak bola atau permainan lain berenang, dsb.
·         Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain kegaiatan-­kegiatan harus seimbang.
Para pendidik membutuhkan cara pengajaran yang lebih terbuka, lansung memberikan kesempatan anak berperan mengoptimalkan perkembangan fisik dan perceptual mereka. Dengan cara ini anak dapat lebih bersemangat dan timbul rasa senang dalam menjalani aktivitas pembelajaran. Sehingga berdampak positif juga bagi perkembangan mereka. Cara pembelajaran yang diharapakan dengan : program pengajaran yang fleksibel dan tidak kaku serta membedakan perbedaan individu, tidak monoton dan verbalistik yang di beri banyak variasi ( terdapat eksperimen, praktek, observasi,dll ), dan menggunakan berbagai media sehingga anak dapat berperan aktif secara mental dan perseptualnya. Di harapkan dengan cara ini anak dapat lebih berkembang, aktif dan membantu timbulnya suasana yang menyenangkan selama proses belajar. Karena anak lebih butuh banyak aktivitas yang membantu perkembangan mereka.
2.      Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme   yang sedang tumbuh.
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat. Untuk dapat melaksanakan tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti menjaga kebersihan, waktu tidur, makan, dan lain sebagainya masih perlu dibatasi.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, sekolah hendaknya memperhatikan kesulitan dan permasalahan siswa serta memberikan bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok. Hal ini bertujuan agar anak mencapai keutuhan dan keserasian sikap dirinya sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh secara optimal.
3.      Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya
Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga. Anak (siswa) SD mulai untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial diantara teman sebaya. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran “kepribadian sosial” yang sesungguhnya.
Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap penyelenggarakan pendidikan di SD. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya. Guru harus terampil mempelajari dan memahami budaya teman pada lingkungan sekolah dan masyarakat.
4.      Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita
Menurut Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2006), dalam mencapai tugas perkembangan perbedaan anatomi antara pria dan wanita tidak menuntut perbedaan peran jenis kelamin selama anak Sekolah Dasar. Tubuh anak wanita sebagaimana anak laki-laki tumbuh dengan baik melalui aktivitas fisik sehingga menjadi kuat dan besar. Baru mulai usia 9 atau 10 tahun terdapat perbedaan anatomi antara anak laki-laki dengan anak wanita.
Berkenaan dengan peran anak sesuai dengan jenis kelaminnya,telah diawali dalam asuhan keluarga. Harapan yang sama berlanjut pada usia sekolah melalui pergaulan dalam budaya teman sebaya. Dalam hal ini sekolah hendaknya lebih menekankan pada fungsi perbaikan jika ada anak yang mengalami hambatan dalam pencapaian tugas perkembangan ini.
5.      Pengembangan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung
Berdasarkan hasil studi psikologis menunjukkan, bahwa membaca dipelajari oleh kebanyakan masyarakat hingga usia 12 atau 13tahun. Kecepatan membaca dalam hati dan kemauan membaca bersuara jarang meningkat lagi setelah usia tersebut. Namun tentang kemampuan dalam mengambil makna isi bacaan terus bertambah selama ia belajar.
Keterampilan menulis sejalan dengan membaca, bahwa penguasaan menulis dipengaruhi oleh frekuensi anak melakukan/belajar menulis. Karena menulis memerlukan kebiasaan penggunaan aktivitas fisik/tangan. Pada anak usia SD sudah mencapai kematangan dalam hal aktivitas fisik/tangan. Keterampilan berhitung berkembang hingga usia 12 atau 13 tahun, dan jarang berkembang lagi jika tidak melanjutkan ke sekolah menengah atau perguruan tinggi memungkinkan anak SD memperoleh ilmu pengetahuan serta menggunakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh untuk dihubungkan dengan lingkungan dan  masalah-masalah yang terjadi di sekitar anak.
Menurut Yusuf (2006), secara umum pada usia sekolah dasar (6-12) tahun, anak sudah dapat mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti menulis, membaca,  menghitung. Pada tahap perkembangan kognitif ini, anak SD harus dibekali pengalaman-pengalaman kemampuan tertentu untuk menambah pengertian  menanamkan tingkah laku dengan pola-pola baru agar mereka dapat mempergunakannya secara efektif.
Implikasi perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru yaitu mengkalisifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan, dan kegiatan yang berkaitan dengan perhitungan angka, seperti menambah, mengurangi, mengalikan,  membagi. Disamping itu, anak SD sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah.
Pada tahap ini juga kemampuan intelektual anak cukup dapat dibekali kecapakan untuk berfikir  bernalar, termasuk pemberian pengetahuan tentang manusia, hewan, berserta lingkungan alam sekitar. Disamping itu, anak cukup mampu untuk mengungkapkan pendapat gagasan atau penilaian atas berbagai hal yang dialami di lingkungan dan sekitarnya.
Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan intelektual anak. Dalam hal ini guru harus memberikan perhatian agar menunjang proses pendidikan anak. Guru juga harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan hasil belajarnya serta memberikan komentar terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh anak SD dalam proses belajar. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat membentuk proses pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah.
Hal tersebut dipertegas oleh Piaget bahwa kemampuan berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. ini berarti bahwa urutan bahan pendidikan dan metode harus menjadi perhatian utama. Anak SD akan sulit memahami bahan pelajaran jika urutan bahan pelajaran ini tidak teratur. Bagi anak SD, pengoperasian suatu penjumlahan harus menggunakan benda-benda nyata, terutama di kelas-kelas awal karena tahap perkembangan berfikir mereka baru mencapai pada tahap kongret.
6.      Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
Keterkaitan manusia dengan lingkungannya menjadikan ia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri maka ia perlu memahami dan mengembangkan konsep-konsep tertentu yang perlu dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD untuk memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk bisa berfikir efektif berkenaan dengan pekerjaan, kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa sosial. Secara psikologis pada saat anak siap memasuki sekolah, ia sebenarnya telah memiliki perbendaharaan banyak konsep, terutama konsep-konsep yang sederhana.
Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka sekolah merupakan tempat yang kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep dalam kehidupan. Kurikulum sekolah hendaknya memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sekonkret mungkin terutama pada kelas-kelas bawah. Hal ini akan membantu anak dalam membangun konsep-konsep baru berdasar hal-hal yang nyata, misalnya tentang konsep yang berhubungan dengan waktu, ruang, tempat, dan angka.
7.      Pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai
Perkembangan moral adalah perkembangan moral anak yang merupakan hal yang sangat bagi perkembangan kepribadian dan sosial anak dalam kehidupannya sehari-hari. Anak usia SD sudah dituntut untuk mengembangkan kontrol moral dari dalam, menghargai aturan moral,dan memulai dengan skala nilai yang rasional. Melalui proses identifikasi terhadap kedua orang tuanya, anak mengembangkan sendiri penerapan “peringatan-hukuman” dari orang tua sebagai perwujudan kata hati. Piaget berpendapat, bahwa anak usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam mempelajari moralitas kerja sama.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, mempunyai peranan penting dalam rangka pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai melalui proses pembelajaran. Bimbingan merupakan salah satu tehnik untuk membantu siswa utamanya yang mengalami hambatan atau permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan ini.
Impliksi perkembangan terhadap penyelenggraaan pendidikan di SD guru mengarahkan anak didikanya untuk melakukan kebaikan dan selalu menanamkan kejujuran karena pada tahap perkembangan ini anak SD sudah mengetahui peraturan dan tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosial, disamping itu anak telah dapat mengasosiasikan perbuatannya dengan lingkungan di sekiranya. Misalnya perbuatan nakal, jujur, adil serta sikap hormat baik terhadap orang tua, guru dan lingkuangan sekitamya.
8.      Mancapai kemandirian pribadi
Tugas-tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD mampu menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini ditunjukkan pada kemampuan membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan belajar/sekolahnya tanpa harus selalu diarahkan oleh guru maupun orang tua.
Sehubungan tugas pencapaian kemandirian ini, maka guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya mengacu pada kemandirian. Baik kemandirian dalam tugas individual maupun kemandirian dalam tugas-tugas kelompok.
D.   PENYELENGGGARAAN PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA SD
Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah pendidikan yang paling lama penyelenggaraannya (6 tahun) dibanding jenjang pendidikan yang lain. Diantara jenjang pendidikan,pendidikan SD  merupakan jenjang yang memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas SDM . Pada jenjang inilah kemampuan dan ketrampilan dasar dikembangkan,baik sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan maupun terjun kemasyarakat untuk bersosialisasi.
Kebijakan Pemerintah RI tentang pedidikan Sekolah Dasar diatur pada beberapa peraturan perundang-undangan antara lain :
1.      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor  47  tahun  2008 tentang ”Wajib Belajar”. Peraturan ini menyangkut beberapa hal,seperti : fungsi dan tujuan wajib belajar,penyelenggaraan wajib belajar,program wajib belajar,pengelolaan wajib belajar,evaluasi wajib belajar,penjaminan wajib belajar,hak dan kewajiban masyarakat,pengawasan wajib belajar.
2.      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 17 Tahun 2010 Tentang “Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan”.
3.      Permendiknas Nomor  2 Tahun 2011 tentang Ujian Sekolah/Madrasah Dan Ujian Nasional Pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Dan Sekolah Dasar Luar Biasa tahun Pelajaran 2010/2011.
4.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2009 Tentang “Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah”. Peraturan ini menyangkut beberapa hal ,seperti : Tujuan penyelenggaraan SBI , Standar Penyelenggaraan SBI, Kurikulum,Proses Pembelajaran, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sarana Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan , Penilaian, Peserta Didik, Kultur Sekolah, Kewenangan Penyelenggaraan, Perizinan Penyelenggaraan, Pengendaliaan Penyelenggaraan, Pengendalian, Pengawasan,Sanksi, Peraturan Peralihan.
5.      Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang “Standar Sarana dan Prasarana”. Peraturan ini antara lain meliputi : Lahan(tanah),bangunan (gedung),ketentuan ruang kelas, ruang perpustakaan, laboraturium, ruang pimpinan/guru, tempat ibadah, UKS, Jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/olahraga.
6.      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang “Guru”. Peraturan ini antara lain meliputi : Kompetensi Dan Sertifikasi, Anggaran Peningkatan Kualifikasi Akademik dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru Dalam Jabatan ,Tunjangan Profesi, Penilaian, Penghargaan, dan Sanksi oleh Guru kepada Peserta Didik, Perlindungan dalam Melaksanakan tugas dan Hak atas Kekayaan Intelektual, Akses Memanfaatkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran, Pengembangan dan Peningkatan Kualifikasi Akademik, Kompetensi, dan Keprofesian Guru.

Refrensi :
http://jejecmsbhnajar.wordpress.com/2013/04/23/karakteristik-dan-perkembangan-belajar-siswa-di-sekolah-dasar/
Mengapa ada upacara bendera? Awalnya, tujuan upacara dilakukan adalah untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan Indonesia menjadi negara yang merdeka.
Dahulu, para pahlawan rela berkorban demi tanah air Indonesia. Nyawa merekapun menjadi taruhan. Maka dari itu, di setiap upacara , selalu ada sesi untuk mendoakan pahlawan yang telah gugur membela bangsa dan negara. Biasa yang disebut dengan mengheningkan cipta. Upacara tidak hanya untuk menghormati jasa pahlawan saja, tetapi membuat kita belajar untuk lebih disiplin. Kita harus datang tepat waktu dan mengenakan seragam yang lengkap. Hmm, kalau ada yang terlupa, tentu kita akan mendapatkan hadiah...hehe...
Biar lebih siap ikut upacara bendera, jangan lupa untuk bangun lebih awal. Selain itu, jangan lupa sarapan ya! Soalnya, saat upacara harus berdiri di tengah lapangan dan dijemur di bawah sinar matahari. Jika badan kamu sehat dan siap, maka  kamu bisa mengikuti upacara dengan serius.


Kamis, 07 Januari 2016

MENDIDIK DAN MENGAJAR


Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar berarti menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara – cara tertentu sehingga ilmu – ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain.

     Lain halnya mendidik, bahwa mendidik tidak hanya cukup dengan hany memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus ditanamkan pada anak didik nilai – nilai dan norma – norma susila yang tinggi dan luhur.

     Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih luas dari pada mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan mendidik harus mempunyai tujuan dan nilai – nilai yang tinggi.




A.    Batas – Batas Kemampuan Pendidikan

     Adapun factor – factor yang membatasi kemampuan pendidikan ialah :

Ø  Faktor anak didik, Anak didik adalah pihak yang dibantu. Pada dasarnya dalam diri anak tersebut sudah terdapat potensi – potensi yang kemungkinan dapat dikembangkan yang mana dalam pengembangannya membutuhkan bantuan pihak lain.

Ø  Factor si pendidik, Pendidik adalah pihak yang memberi bantuan kepada anak didik . dalam hal ini pendidik memberi bantuan guna mengemabangkan potensi – potensi yang ada dalm diri anak didik.para pendidik tentunya mempunyai cara – cara tersendiri guna memberikan bantuan anak dan cara tersebut belum tentu sesuai dengan anak, inilah yang menjadi penentu pada akhirnya dalam keberhasilan pendidikan.

Ø  Factor lingkungan, Lingkungan disini dapat berupa benda – benda, orang –orang , dan lain sebagainya yang ada di sekitar anak didik. Suatu hal disekitar anak dapat memberi pengaruh langsung terhadap pembentukan dan perkembangan anak.


B.     Lama Pendidikan Dan Kedewasaan

     Yang dimaksud lama pendidikan disini adalah hal yang menyangkut kapan pendidikan itu dimulai (batas bawah) dan kapan pendidikan itu berakhir (batas atas). Menurut langeveld batas bawah dari pendidikan itu ialah saat dimana anak mulai mengakui dan menerima pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain.

     Sedangkan batas atas dari pendidikan adalah apabila anak telah mencapai tinggkat dewasa dalam arti rohaniah. Adapun ciri – cirinya yaitu : adanya sifat kestabilan (kemantapan), adanya sifat tanggung jawab, adanya sifat kemandirian.

sumber: http://www.m-edukasi.web.id

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Komponen Kurikulum
Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen kurikulum. Ada yang mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu:

komponen tujuan
komponen isi/materi
komponen media (sarana dan prasarana)
komponen strategi
komponen proses belajar mengajar.

Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu:

Objective (tujuan)
Knowledges (isi atau materi)
School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)
Evaluation (penilaian).
Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni:

Tujuan
Isi dan struktur kurikulum
Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar)
Evaluasi.

Fungsi Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan[sunting | sunting sumber]
Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka:

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan
Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut:

Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini meliputi:
Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan
Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan
Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.

Fungsi Kesinambungan. Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya.
Fungsi Persiapan Tenaga. Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar.

Fungsi Kurikulum Bagi Guru
Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembangan kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.

Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah
Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.

Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor)
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.

Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat
Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilai serta keterampilan yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah.

Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan
Instansi atau perusahaan yang mempergunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produktivitas.

Rabu, 06 Januari 2016

Ditengah hiruk pikuknya aktifitas masyarakat kota budaya Surakarta, timbulah ide dari beberapa pengusaha muslim di Solo, diantaranya adalah haji Suparno Zainal Abidin, untuk membangun sebuah lembaga pendidikan yang bisa memberikan alternatif tempat pendidikan formal yang modern, Islami, dan bisa bersaing secara global. Maka melalui prakarsa beberapa tokoh masyarakat di Solo, pada tanggal 14 februari 2004, berdirilah sekolah dengan nama Sekolah Dasar Islam Internasioanal Al Abidin di bawah naungan yayasan Al Abidin.

Kehadiran sekolah baru ini mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat, sehingga dalam tahun pertama, bisa menampung 3 kelas. Dengan dukungan tenaga muda berkompetensi tinggi, berdedikasi kuat, serta semangat religiustitas dan melalui pimpinan Mr.Purno Budi Antoro sebagai Kepala Sekolah yang pertama, SDII Al abidin berhasil mewarnai percaturan pendidikan di kota Solo melalui kegiatan-kegiatan kreatif yang semakin sering ter-blow up media. Bahkan melalui pimpinan Kepala Sekolah yang kedua, Mr. shodiqin, S.Pd, SDII Al Abidin berhasil menyeruak ke jajaran atas sekolah-sekolah dengan hasil akademik terbaik yaitu berada di posisi ke tiga hasil UASBN Surakarta.
Setelah berdiri selama 6 tahun, SDII Al Abidin berhasil mendapatkan nilai A setelah di akreditasi, dan sekaligus mendapatkan kepercayaan pemerintah dengan diterimanya sertifikat RSDBI Mandiri dari Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
SDII Al Abidin berada dibagian Solo utara atau tepatnya di jalan Adi Sumarmo Gang Bone Timur 3 Banyuanyar Surakarta. Untuk menjangkau tempat tersebut cukup mudah, karena hanya 2 Km dari terminal Tirtonadi, sekitar 3 Km dari Stasiun Balapan, dan 5 Km dari Bandara Adi Sumarmo
Sekolah Dasar Islam Internasional AL-ABIDIN

Visi dan Misi


Visi
Menjadi lembaga pendidikan Islam bertaraf internasional yang menghasilkan lulusan yang bertaqwa, berkompetensi tinggi, dan berwawasan global.


Misi

Menyelenggarakan dan mengembangkan manajemen pengelolaan institusi dan kinerja yang profesional sesuai syari’at.
Menyelenggarakan dan mengembangkan sistem pembelajaran yang islami, dinamis dan mampu mengikuti perkembangan zaman untuk menghasilkan lulusan yang yang berkualitas.
Mengupayakan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai standard untuk mencapai keberhasilan sistem pembelajaran.
Menjalin hubungan positif dengan publik.
Mengoptimalkan peran serta publik dalam upaya mencapai kualitas lulusan yang diharapkan dan dalam rangka mewujudkan upaya pengabdian kepada masyarakat secara langsung.


Mentari bersinar begitu mendamaikan
Hangatkan pagi yang datang bersamamu
Menjadi awal tuk sesuatu yang baru
Banyak cerita dalam persahabatan kita
Kehadiranmu slalu ku tunggu
Penghibur hati slalu di nanti
Engkau datang berikan penerangan
Dan kegalauan kamipun segera menghilang
Beranikan diri ukir prestasi
Dalam kegamangan kami mencari
Wajah malu merah jambu
Kata-kata bijak terus menderu
Sukarela atau terpaksa beginilah adanya
Baru kemarin kita berjumpa
Datang dan pergi tidak pernah terkira
Hilang kembali berputar waktu
Hari ini secuil luka di depan mata
Yang sudah selesai hilang berganti
Kemanapun engkau pergi bawalah serta bayang-bayang kami
Dalam perjalanan panjang penuh kenangan
Berjuta Terima Kasih dari lubuk hati
atas semua pengajaran yg telah diberikan
Semoga senantiasa dalam rahkmat nikmat Nya
Mohon dimaafkan semua kelakuan kurang berkenan
Walau Masih ada yang tertinggal
Bukan dibatas angan, bukan sekilas bayangan
Ijinkanlah aku kenang sejenak perjalanan
Kami akan tetap berjalan meski perlahan
Kami akan tetap berlari meski tertatih
Perjalanan tidak akan pernah terhenti
Dan waktu tak akan mau menanti
Kami akan terus melukis mimpi-mimpi
Ada siang pastinya terang
Ada malam berhias rembulan
Jika ada pertemuan di sana juga ada kehilangan
Teriring doa serta salam selamat jalan sang pemberi harapan
‪#‎yang‬ sudah selesai karya jojo mister prikitiu

Ukuran Minum air putih perhari yang benar – Mungkin kita sudah seringkali mendengar anjuran yang mengatakan bahwa, kita harus minum air putih minimal 8 gelas/2 liter perhari supaya sehat. Namun Ada pendapat yang mengatakan bahwa anjuran 8 gelas minum air putih perhari itu tidak selalu benar, alasannya karena ukuran tubuh dan kebutuhan orang akan air bisa berbeda karena beberapa faktor. Yang mana ini yang benar?,,, Nggak usah bingunglah, baca artikel tentang Ukuran Minum air putih perhari yang benar berikut ini.

Aturan minum air putih yang benar
Banyaknya anjuran-anjuran yang berbeda mengenai jumlah kecukupan asupan air putih perhari mungkin telah membuat kita bingung. Lalu anjuran minum air putih yang benar itu seperti apa sih?

Minumlah air putih secukupnya, artinya tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Yang dikatakan terlalu berlebihan itu yang bagaimana sih?
Terkait dengan berbagai macam dampak fatal yang terjadi pada para perlari maraton akibat terlalu banyak minum air putih, International Marathon Medical Directors Association (IMMDA) menyarankan agar kita mengkonsumsi air minum hanya pada saat kita merasa haus dan dahaga. Konsumsilah air minum secukupnya atau tidak berlebihan, yaitu tidak lebih dari 0.03 liter per kg berat badan kita. Jadi, misalnya seseorang memiliki berat badan seberat 50 kg, maka konsumsi air minum yang diperbolehkan untuk orang tersebut adalah tidak lebih dari 1.5 liter per hari. Rekomendasi ini menjadi sangat logis, karena berat badan seseorang tentunya berpengaruh juga dengan jumlah kebutuhan air yang harus diminumnya perhari. Orang yang lebih gemuk (berat badan lebih besar) tentunya membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan orang yang kurus.
Jika kita sering mendengar anjuran untuk mengkonsumsi air sebanyak 2 liter perhari, itu bukan berarti semua kebutuhan air yang diperlukan tubuh kita harus berasal dari air putih. Dua liter air yang dianjurkan tersebut bisa juga termasuk dari makanan yang banyak mengandung air, atau minuman lain misalnya sup, air susu, sari buah, atau jenis makanan dan minuman lainnya yang mengandung air.
Aturan minum 2 liter perhari berlaku bagi orang sehat. Sementera untuk penderita ginjal, tentulah harus dibatasi.  Orang yang menderita sakit ginjal tidak boleh minum air putih terlalu banyak, karena akan semakin memperberat kerja ginjalnya.
Minumlah air putih secara bertahap, jangan sekaligus dalam satu waktu. Contohnya, 1 gelas air setelah bangun tidur, kemudian dilanjutkan 1 gelas sebelum dan sesudah sarapan, 1 gelas sebelum dan sesudah makan siang, satu gelas sebelum dan sesudah makan malam, dan 1 gelas sebelum tidur. Namun ternyata masih banyak orang yang salah kaprah tentang anjuran minum air putih ini. Karena ingin mencukupi kebutuhan air untuk tubuh, mereka umumnya minum air putih dalam jumlah banyak sekaligus dalam satu waktu. Dampak terlalu banyak minum air putih dalam satu waktu akan kita bahas dibawah.
Kebutuhan air per hari untuk tiap-tiap orang berbeda bergantung pada kondisi-kondisi tertentu, yaitu aktivitas fisik, cuaca, diet, berat badan, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan. Untuk itu, minumlah secukupnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Minumlah saat Anda merasa haus, karena haus dan dahaga adalah indikator terbaik untuk mengetahui kapan saatnya tubuh kita membutuhkan minum.
Selain haus, Anda juga bisa mengetahui kecukupan jumlah cairan bagi tubuh lewat warna air seni (kencing). Bila air seni berwarna kuning cerah/bening dan jumlahnya banyak, itu berarti kebutuhan cairan tubuh cukup baik dan sudah terpenuhi. Sedangkan jika warna air seni berubah menjadi lebih gelap (kuning tua/oranye) dan jumlahnya sedikit, itu berarti kebutuhan cairan tubuh masih belum terpenuhi.
Dampak Terlalu Banyak Minum Air Putih akan menyebabkan 3 hal berikut:
Sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh kita ketika kita minum air putih dalam jumlah yang berlebihan?. Ada dua hal utama yang terjadi pada tubuh kita ketika kita terlalu banyak mengonsumsi air putih pada suatu waktu, yaitu:

#1. Meningkatkan total volume darah
Mengonsumsi air putih lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan tubuh kita akan meningkatkan total volume darah. Volume darah yang meningkat pada sistem pembuluh darah yang tertutup akan membuat kerja jantung dan pembuluh darah akan meningkat, seiring dengan meningkatnya tekanan pada sistem pembuluh darah yang tertutup itu.

#2. Memaksa ginjal bekerja ekstra
Jumlah air yang terlalu banyak masuk ke dalam tubuh juga akan meningkatkan kerja ginjal dari yang seharusnya. Ginjal akan memfilter/menyaring setiap cairan yang masuk ke dalam tubuh –  berbeda dengan pipa air,  dimana semakin banyak air yang mengalir,  maka pipa tersebut akan semakin bersih. Namun pada ginjal hal tersebut tidak berlaku, justru malah beban kerja ginjal akan semakin meningkat karena banyaknya air yang harus disaring melalui glomerulus. Bahkan, glomerulus bisa rusak sebagai akibat dari bekerja ekstra keras dalam menyaring jumlah cairan yang tidak seharusnya. Sistem filtrasi pada ginjal juga harus tetap mempertahankan jumlah air (di dalam tubuh) pada tingkat yang aman, yang memang diperlukan oleh tubuh. Kelebihan cairan sebagai akibat dari banyaknya mengkonsumsi air juga harus dibuang dari tubuh oleh sistem filtrasi ini.
semoga bermanfaat
sumber ;http://www.tipscaraterbaik.com

Bawang merah, atau yang memiliki nama ilmiah Allium Cepa L. var Aggregatum adalah sejenis tanaman yang biasanya dipakai sebagai bumbu masak di dunia dan diduga berasal dari Asia Tengah dan Asia Tenggara. Bawang merah banyak mengandung vitamin C, kalium, serat, kalsium, zat besi serta mengandung zat pengatur tubuh alami berupa auksin dan giberelin. Selain diolah menjadi penyedap masakan, manfaat bawang merah untuk kesehatan tubuh bawang merah juga bermanfaat untuk mengobati maag, masuk angin, menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan kolestrol, obat kencing manis atau diabetes mellitus, memperlancar pernafasan aliran darah dengan cara menghambat penimbunan trombosit dan meningkatkan aktivitas fibrinotik, juga dapat menurunkan demam pada anak-anak.

Menurut pakar herbal, bawang merah yang terkelupas kulitnya mengandung berbagai senyawa alami seperti minyak atsiri, sikloaliin, merilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kursetin, saponin, peptide, fitohormon, vitamin, protein, lemak, kalsium, fosfor dan zat pati seperti yang terkandung dalam sebuah lengkuas.

Banyak orang yang mungkin belum mengetahui bahwa kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional yang mampu penyerap bakteri dan virus. Hal ini disebabkan karena bawang merah mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin, senyawa ini lalu diubah oleh enzim alliinase menjadi asam piruvat, ammonia dan alliisin sebagai anti mikroba yang bersifat bakterisida. Kandungan flavonoid yang terdapat pada bawang merah juga berfungsi sebagai anti radang, anti bakteri serta mampu menurunkan panas. Selain itu, senyawa sulfur dan quercetin yang banyak terkandung dalam minyak essensial atau minyak atsiri bermanfaat dalam mentralisir racun yang masuk ke dalam tubuh.

Kandungan senyawa sulfur dalam bawang merah juga mampu mengatasi gangguan dalam saluran pernafasan yang mampu melegakan dan mencairkan dahak seseorang yang terserang flu dan disertai dengan batuk hal tersebut merupakan manfaat bawang merah untuk flu. Senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam bawang merah juga dipercaya dan bermanfaat dapat menambah daya tahan dan meningkatkan energi positif dalam tubuh. Itulah mengapa irisan bawang merah dapat mencegah Anda dari bakteri dan virus influenza.

Irisan bawang merah yang disimpan di sudut kamar tidur saat malam hari mampu menyerap bakteri yang berada si sekitar ruangan, biasanya irisan bawang merah akan berubah menjadi hitam di pagi harinya karena permukaan bawang telah menyerap bakteri dan virus. Selain bisa disimpan di sudut ruang kamar tidur, Anda juga bisa mencoba menyimpan irisan bawang merah di meja tempat kerja karena aroma atsiri yang terkandung di dalam bawang merah akan menyebar ke seluruh ruangan sehingga mampu mencegah Anda dan orang-orang terdekat terserang oleh virus influenza.

Untuk menurunkan demam pada bayi dan anak-anak merupakan manfaat bawang merah untuk bayi, Anda bisa mencoba mengiris halus atau mencincang bawang merah kemudian dicampur dengan minyak zaitun dan dioleskan ke ubun-ubun. Selain digunakan pada bayi yang mengalami demam, cara ini bisa juga digunakan bayi dan anak-anak yang menderita flu daripada menggunakan obat flu warung bahan ini merupakan ramuan tradisional obat flu yang ampuh.
Ciri-ciri bawang merah yang baik untuk dikonsumsi tentunya harus bersih, memiliki tekstur yang keras dan kulitnya kering. Simpan di suhu kamar yang jauh dari cahaya terang dan tempatkan di ruang berventilasi baik. Sebisa mungkin jauhkan dari kentang karena bawang akan menyerap kembapan gas kentang dan menyebabkan manfaat kentang menjadi rusak. Bawang merah yang memiliki rasa tajam mampu bertahan lebih lama dibandingkan bawang yang berasa manis seperti bawang putih karena senyawa yang menghasilkan rasa yang tajam pertanda memiliki pengawet alami.

Tidak disarankan untuk menyimpan bawang yang ingin dimasak disimpan di dalam mangkuk atau wadah berbahan logam karena akan menyebabkan bawang menjadi berubah warna. Pembekuan bawang yang sudah dicincang juga akan menyebabkan bawang kehilangan banyak rasa. Karena bawang merah memiliki kelebihan untuk menyerap bakteri dan virus di sekitar kita, sehingga disarankan agar bawang merah yang telah mengalami pengupasan dan pengirisan tidak digunakan kembali khsususnya untuk pengolahan penyedap makanan seperti bawang goreng. Bawang merah yang telah dikupas jika disimpan terlebih dahulu di lemari es maupun udara terbuka khawatir hanya akan menimbulkan penyakit. Sebaiknya, bawang merah yang telah dikupas langsung digunakan atau digoreng, dan Anda bisa menyimpan bawang yang telah digoreng di dalam wadah yang tertutup rapat.
*copas WA
 Riset Ilmiah katanya memperlihatkan:.....
 1. Smartphone, 70% fiturnya tidak terpakai
 2. Mobil mewah, 70% speednya mubazir
 3. Villa mewah, 70%m. luasnya dibiarkan kosong
 4. Universitas, 70% materi kuliahnya tak dapat diterapkan  5. Seabreg kegiatan sosial masyarakat, 70%-nya iseng² tak      bermakna
 6. Pakaian & peralatan dalam suatu rumah, 70%-nya                nganggur tak terpakai
 7. Seumur hidup cari uang/harta, 70%-nya dinikmati ahli waris. "Hidup seperti pertandingan bola" Di babak Pertama (masa muda) menanjak karena Pengetahuan, Kekuasaan, Jabatan, Usaha Bisnis, Salary dsb. Namun di babak Kedua (masa tua) menurun karena Darah Tinggi, Trigliserid, Gula Darah, Asam Urat, Kolestrol dsb. Waspadalah dari Awal hingga Akhir, kita harus menang 2 babak !!! - Tidak sakit, juga harus Medical Check Up. - Tidak haus, tetap harus minum. - Meski benar, juga harus mengalah - Meski Powerfull, juga perlu merendah - Tidak Lelah pun, perlu Istirahat - Tidak Kaya pun, wajib bersyukur - Sesibuk apapun, tetap perlu olahraga Sadarlah, hidup itu pendek, pasti ada saatnya Finish Jangan tertipu dgn usia MUDA Karena syarat mati tak harus TUA Jangan terpedaya dg badan SEHAT Karena syarat mati tak harus SAKIT Teruslah berbuat baik, berkata baik, memberi nasihat yg baik Walaupun tak banyak orang yg memahamimu, Jadilah seperti JANTUNG, yg tak terlihat tetapi terus berdenyut setiap saat hingga membuat kita terus hidup menjelang akhir hayat Ajal Tak Mengenal Waktu & Usia, Jadi teruslah berbuat baik, ibadah jangan ditinggalkan,mengucap syukur atas apa yg sdh ada & berserah diri kepada Allah Swt. Semoga bermanfaat...
Tahukah anda, ternyata menggunakan lotion anti nyamuk yang mengandung bahan kimia seperti DEET (diethyl-meta-toluamide) ternyata tidak selalu efektif membunuh nyamuk dan bahkan dapat membahayakan tubuh anda. berikut beberapa cara alami untuk mengusir nyamuk dari rumah anda 1. Minyak Sereh Cara mengusir nyamuk yang pertama adalah dengan menggunakan minyak sereh. Pasti anda sudah tahu bukan minyak sereh ini, biasanya sering dioleskan pada bayi sehabis dimandikan. Dan ternyata cara ini banyak digunakan oleh para tua sejak dulu karena memang fungsinya sangat ampuh untuk mengusir nyamuk dari anak anda. 2. Daun Kemangi Kemangi selain dimanfaatkan untuk pengharum makanan ternyata dapat juga dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk. Mungkin karena baunya yang khas dan mungkin kandungan yang terdapat didalamnya. Cara menggunakannya pun cukup gampang, ambil beberapa tangkai daun kemangi tersebut kemudian oleskan di sekitar tubuh anda sehingga menghasilkan aroma khasnya. Dijamin nyamuk tidak akan berani mendekati anda. 3. Bawang putih dan lada hitam Cara mengusir nyamuk berikutnya bisa dengan menggunakan bahan-bahan yang anda dapat dari dapur seperti bawang putih dan lada hitam. Dari bau yang dihasilkan bahan-bahan alami tersebut nyamuk tidak akan tahan, dan mungkin anda juga tidak akan tahan, karena bau dari bawang putih tersebut cukup tajam. Jadi cara ini kita sarankan untuk anda yang memang sudah terbiasa dengan bau bawang putih tersebut. Baca juga : Obat Sakit Gigi Paling Ampuh dengan Bawang Putih 4. Minyak Essensial Cara mengusir nyamuk dengan menggunakan minyak essensial juga cukup efektif, karena menurut penelitian di Iowa State University menemukan bahwa minyak esensial lebih efektif 10 kali lipat dibanding penggunaan DEET untuk membuat nyamuk tidak berani mendekat. 5. Cara Mengusir nyamuk dengan menggunakan lotus Menurut penelitian (Nelumbo nucifera) baru diterbitkan dalam Asian Pacific Journal of Tropical Medicine menunjukkan bahwa lotus adalah bahan pengusir nyamuk yang efektif dan juga dapat membantu membunuh larva nyamuk jika ditanam dibelakang rumah anda. Itulah beberapa cara mengusir nyamuk dengan bahan-bahan alami, dan sebenarnya masih banyak lagi bahan alami lainnya yang dapat mengusir nyamuk seperti bunga marigold, ageratum, geranium, rosemary dan tansy. Cara menggunakannya pun hampir sama, ambil sarinya kemudian oleskan pada tubuh anda. Nyamuk pasti tidak akan berani mendekati anda. Untuk menghindari banyaknya nyamuk dirumah anda, mungkin anda juga harus membersihkan selokan disekitar rumah anda, genangan air dan lainnya yang dapat menjadi tempat bersarangnya nyamuk tersebut
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

About US

Social Icons

Followers

Featured Posts

Business

Latest Post

Technology

Lifestyle

Sports

Gallery

Random Posts

Popular Posts

Facebook

Entertainment

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget